Membahas Pemulihan Lahan Gambut di #Hutan2015


RESTORASI EKOSISTEM RIAU (RER).

APRIL at World Forestry Congress (WFC), Durban

APRIL di Kongres Kehutanan Dunia (WFC), Durban

RER adalah sebuah proyek yang dibentuk oleh Grup APRIL pada tahun 2013 untuk melindungi dan memulihkan kawasan lahan gambut yang penting di Semenanjung Kampar di Riau, Indonesia.

Ini merupakan proyek kolaborasi multi-tahun dengan mitra Fauna & Flora International (FFI), LSM social setempat serta kelompok masyarakat untuk melindungi dan mengembalikan 70.000 hektar hutan yang rusak di bawah ijin eco-restorasi yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia.

Dalam berbagi cerita kami, kami berfokus pada tiga aspek kunci: mengapa kita berinvestasi di restorasi bentang alam, peran hutan tanaman dalam pembangunan berkelanjutan dan mengapa bekerja sama dengan masyarakat sangat penting untuk keberhasilan proyek-proyek seperti ini.

RER menggabungkan pelajaran yang telah kami pelajari selama dekade terakhir tentang apa yang berhasil dan tidak berhasil dalam melestarikan hutan alam di Indonesia.

Ini penting karena Semenanjung Kampar adalah tempat khusus dan merupakan salah satu kawasan lahan gambut terbesar di Asia Tenggara. Hutan tropis Kampar ini kaya akan keanekaragaman hayati dan mendukung spesies satwa liar yang terancam punah, termasuk harimau Sumatera, kucing kepala datar dan beruang madu.

RER merupakan bagian dari investasi jangka panjang oleh APRIL di bidang kehutanan berkelanjutan dan konservasi tingkat lanskap dengan model perlindungan, penilaian, restorasi dan manajemen.

Masyarakat merupakan unsur utama, yang mengakui bahwa perkebunan kami hanya dapat beroperasi secara berkelanjutan sebagai bagian dari pendekatan terpadu yang memperhitungkan seluruh lanskap dari orang-orang pada satwa liar untuk ekologi.

Kami membuat kemajuan tetapi juga terus belajar sebagaimana kita pergi. Kebutuhan sebuah lanskap ini tidak selalu mengikuti garis pada peta dan menemukan titik keseimbangan merupakan tantangan yang berkelanjutan, yang memperkuat kebutuhan untuk keterlibatan masyarakat.

Untuk bekerja, itu harus menjadi proses kolaboratif jangka panjang, yang menyatukan beragam pemangku kepentingan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara beberapa dan kadang-kadang bertentangan tujuan.

Kami berharap untuk berbagi kemajuan kami selama dua hari ke depan dan mendengarkan pikiran dan ide-ide dari komunitas kehutanan yang berkelanjutan secara global.


Sebelumnya
Berikutnya

Arsip