Berbicara tentang Sustainability


Sustainable Business Awards, mengambil tempat di Fullerton Hotel, Singapura pada 27 Juli 2018 lalu. Dalam kesempatan tersebut, APRIL menerima dua kategori penghargaan.

Penghargaan “The Best Sustainability for the Community”  sebagai bentuk apresiasi atas kesuksesan Program Desa Bebas Api yang dilakukan oleh APRIL melibatkan 27 desa mencakup luas area lebih dari 600.000 hektar sejak tahun 2014 untuk mewujudkan lahan  bebas api melalui program pendidikan, peningkatan kapasitas, dan pemberian penghargaan berupa infrastruktur.

Bapak Bey Soo Khiang, Pemimpin Grup APRIL (kanan) saat menerima salah satu penghargaan yang diraih oleh APRIL pada Sustainable Business Award di Singapura.

Penghargaan kedua diberikan kepada proyek restorasi ekosistem APRIL, Restorasi Ekosistem Riau (RER) yang merupakan Penghargaan Khusus sebagai “Best Flagship Initiative”. RER berupaya untuk melakukan kegiatan restorasi dan melindungi 150.000 hektar hutan lahan gambut berlokasi di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang di Sumatera, bermitra dengan Fauna & Flora International, LSM sosial, serta BIDARA terkait kegiatan  yang melibatkan masyarakat setempat.

Mencapai Target Global Tanpa Deforestasi

Bulan lalu, Direktur RGE, Anderson Tanoto dan Direktur Keberlanjutan dan   Hubungan Eksternal,  Lucita Jasmin, menghadiri Forum Hutan Tropis Oslo (Oslo Tripical Forest Forum), di Norwegia.

Anderson menjadi pembicara pada sebuah diskusi yang membahas tentang upaya yang harus dilakukan untuk mencapai target global ‘tanpa deforestasi’ pada Deklarasi Hutan New York 2020 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutann (Sustainable Development Goals/SDGs) tahun 2030. Beliau juga turut menjadi pembicara bersama dengan kementerian-kementerian, perwakilan senior dari Pemerintah negara seperti Kolombia, Ekuador, Kongo, dan Indonesia, serta perusahaan pupuk Yara yang berasal dari Norwegia. Diskusi yang di lakukan membahas progres yang telah di lakukan berkat peran sektor swasta dan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah di mana sumber daya terus berkurang sebagai dampak dari pertumbuhan populasi dan kebutuan pembangunan.

Pada sesi lain, Lucita Jasmin juga menjadi pembicara pada sesi fishbowl bersama para pakar keberlanjutan global dari UNDP, Rainforest Alliance, Consumer Goods Forum, dan Tropical Forest Alliiance, untuk membahas percepatan dari komitmen Komoditas Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, Tanpa Eksploitasi (No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE), serta kontribusi mereka untuk mencapai target di tahun 2020.

Sesi yang berfokus pada solusi termasuk sejumlah perspektif menekankan pada pentingnya kemitraan dan kolaborasi yang lebih luas untuk memastikan tercapainya target-target tersebut.

Berbisnis Dengan Tujuan Pasti

Pada minggu yang sama, Pimpinan Grup APRIL, Bapak Bey Soo Khiang, mewakili APRIL menghadiri Conservation Finance Roundtable pada Global Environment Facility Assembly di Kota Da Nang, Vietnam.

Bapak Bey berbicara mengenai bagaimana perusahaan seperti APRIL menjalankan strategi yang dapat memberikan keseimbangan antara aktivitas produksi dan perlindungan untuk memenuhi kebutuhan bisnis, ekonomi, dan masyarakat, tanpa memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Beliau juga membahas  tentang keselarasan antara program perusahaan dengan Tujuan Pembangunan Global PBB.

Pelaporan Berkelanjutan –  Tidak Hanya Fokus Pada Pengelolaan Resiko

Pada bulan Mei yang lalu, Lucita menjadi pembicara pada acara Singapore Dialog on Sustainable World Resources  ke-5 ikut serta dalam panel yang berfokus pada Pelaporan Aspek Berkelanjutan di Sektor Perkebunan, dan kemampuan untuk menarik aliran modal yang lebih baik. Sesi tersebut menekankan pentingnya pelaporan yang  tidak dilakukan hanya sebagai pengganti dari upaya nyata, mengenai  pentingnya verifikasi oleh pihak ketiga yang independen, dan mengenai nilai dari Tujuan Pembangunan Global PBB sebagai sebuah kerangka kerja untuk menyelaraskan dengan komitmen-komitmen   pembangunan global.


Sebelumnya
Berikutnya

Arsip